Rintik hujan membasahi tubuh dan motor kesayangan,ketika saya dan Kharis fajar akan menyaksikan lomba fashion sow dan sholawat kreatif di Gandu. Dengan hati yang tulus,Alhamdulillah hujanpun reda setelah beberapa meter keluar dari rumah.

Sesampainya di Gandu,acara belum di mulai,karena,sebagian peserta lomba masih sibuk mempersiapkan diri,begitu juga dengan dewan juri,yang masih sibuk mempersiapkan materi penilaian. Situasi belum begitu ramai saat itu,hanya beberapa peserta lomba,juri,dan penonton yang hadir. Tak lama kemudian Mas Duki membuka acara pada malam hari itu 4 April 2008,semua penonton semakin merapat erat,yang tadinya duduk di kejauhan sana,kini semakin merapat memenuhi halaman Muasholla Al Huda.

Tampil pertama pertunjukan sholawat kreatif,kenapa di namakan sholawat kreatif?,karena,sholawat itu di iringi musik dengan alat musik yang seadanya,seperti,bekas kaleng cat  tembok ¨decolith¨,bekas kaleng  biskuit,bekas kaleng  susu,sarangan panci,sisir rambut,dan tak ketinggalan  juga bekas tutup  botol sprite yang di rangkai.  Selain itu juga  ada yang menggunakan alat musik seperti,kentongan,dan tom tom drum. Dengan alat musik yang seadanya,alunan musik membuat penonton ingin berjoget,seperti,pertunjukan dari grup sholawat Al Amin yang di pimpin oleh Yasid habibi. Dari salah satu sholawat yang di lantunkan,grup itu meniru lirik dari lagu slank,yang berjudul kota batik. Tapi,isi syairnya di rubah menjadi kota lambar,bukan kota batik lagi tapi kota lambar. Suasana meriah sekali,terdengar tepuk tangan dari semua penonton. Habibi menggambarkan di desanya itu adalah pengrajin lambar ¨bahan setengah jadi untuk bikin tudung¨,dan bambu menjadi rebutan di desa itu.

Acara di bikin bergantian,antara lomba sholawat kreatif dengan lomba fashion sow, cara ini memang sudah di rencana oleh panitia. Dari 13 peserta lomba fashion sow, banyak peserta yang meng expresikan keluar dari tema perlombaan ¨cinta Rosululloh,cinta Desa,dan cinta lingkungan¨seperti,ada yang memperagakan menjadi seorang pengantin baru,Bapak dan Ibu Guru,Pak Haji dan Bu Haji,Insinyur pertanian,muslim yang moderen.jadi ketua Rt,dan ada juga yang memperagakan menjadi penjual es. Amin ¨yang memperagakan jadi penjual es¨ menerangkan,bahwa menjual es memang benar-benar di lakukan amin,hal itu di lakukan amin karena amin harus membayar uang SOP ¨uang bulanan sekolah¨,itu sedikit membantu beban orang tua amin membiayai sekolah.

Semakin malam semakin heboh aja acara tersebut,apa lagi dengan munculnya peserta yang memperagakan tukang ngrumput dengan membawa seekor kambing,temannya sendiri di ikat dengan tali nilon lehernya,dengan busana sketer hitam tertutup semua, temannya di suruh jadi kambing. Dengan ide-ide gila yang muncul dari peserta,membuat acara tersebut semakin meriah,dan tak ingin acara tersebut berakhir.

Dalam acara tesebut,tampaknya hadir Mas A.Murtajib ¨Direktur INDIPT¨,dan Mas Ari Subowo ¨Direktur Kebumen Medianet¨. Beliau begitu asyik menyaksikan pertunjukan-pertunjukan lomba pada malam itu,tertawa lepas seperti tak ada beban,hilang semua ingatan yang ada di kepala,yang ada hanyalah tertawa terbahak-bahak. Memang,tingkah laku dari peserta kadang tidak terpikir dalam benak,bisa-bisanya mereka punya pemikiran seperti itu,dan ide-ide yang gila membuat semua penonton bisa terhibur dan tertawa terbahak-bahak,seperti saya  .