Pagi ini 4 Mei 2008 saya telah melakukan kesalahan diri. Memegang tanggung jawab ternyata tidak semudah yang di bayangkan,tidak semudah untuk di lakukan. Berat jika belum bisa membedakan di mana saya harus bersikap di wilayah tanggung jawab dan di mana saya harus bersikap di wilayah rasa. Hal-hal sepele sering di abaikan,yang akibatnya akan terbentuk kebiasaan diri yang tidak baik. Sebagai contoh apa yang telah saya lakukan pagi ini,saya telah meminjamkan barang milik kantor pada adik ipar atasan saya. Mungkin barang tersebut nilainya tidak terlalu besar dalam pikiran saya,sehingga saya meminjamkan begitu saja. Berawal dari membiasakan diri mengabaikan hal-hal yang sepele seperti di atas,berdampak pada diri tidak bisa membedakan mana wilayah tanggung jawab dan mana mana wilayah rasa.

Kejadian serupa sudah beberapa kali saya lakukan,padahal saya sudah tau hal tersebut tidak baik.  Saya sadar akan kesalahan yang telah saya lakukan,bahkan atasan sayapun sering memperingatkan saya. Tapi kenapa saya masih saja melakukan hal-hal seperti itu. Apakah karena saya belum bisa membedakan dimana saya harus bersikap di wilayah tanggung jawab ?,apa karena keterbiasaan saya bersikap di wilayah rasa ?,atau mungkin karena ketegasan saya yang masih lemah ?.

Memang berat merubah perilaku bahkan pola pikir yang sudah menjadi kebiasaan, atau mungkin sudah membudaya pada diri. Harus bisa memaksakan diri untuk merubah,bahkan membiasakan menghargai hal-hal yang di anggap sepele,di anggap tidak bernilai. Tidak mudah untuk bisa memaksakan diri merubah dari kebiasaan-kebiasaan perilaku bahkan pola pikir yang sudah menjiwa,harus bisa membaca diri dan sering mengintopeksi diri.